Kamis, 12 Juli 2012

URUTAN PEMBAKARAN MOTOR


FIRING ORDER MOTOR


FIRING ORDER MOTOR 4 TAK 6 SILINDER ( 1 – 5 – 3 – 6 – 2 – 4 )


SIL
0 - 180
180 - 360
360 - 540
540 - 720
1












2












3












4












5












6














KOMPRESI
 
 USAHA

 PEMBUANGAN

 PEMASUKAN








FIRING ORDER MOTOR 2 TAK 6 SILINDER ( 1 – 3 – 5 – 2 – 4 – 6 )

SIL
0  - 180
180   -  360
1






2






3






4






5






6






 PEMASUKAN -KOMPRESI

 USAHA - PEMBUANGAN

Urutan terjadinya pembakaran pada motor – motor lebih dari satu silinder, firing ordernya tidak sama dengan urutan nomor silinder, tetapi dibuat sedemikian rupa oleh pabrikan supaya pembebanan tenaga motor yang berasal dari gas pembakaran dapat lebih merata diterima oleh poros engkol dan juga untuk menstabilkan putaran motor tersebut. Pada motor 4 langkah dengan “ z ” silinder maka setiap siklus ( 7200 engkol ) masing – masing silinder terjadi satu kali pembakaran atau dua kali putaran poros engkol.supaya terjadinya putaran motor lebih stabil maka posisi antara engkol – engkol yang berdekatan mempunyai sudut yang sama, misalnya motor dengan 3 silinder maka posisi engkol satu sama lain berada 1200 tetapi terjadinya pembakaran satu dengan yang lain sejauh 720o dibagi 3 sama dengan 1200 sudut engkol.
Pada motor 6 silinder maka selisih terjadinya pembakaran antara satu silinder dengan silinder berikutnya yaitu 7200 dibagi 6 atau sama dengan 1200 sudut engkol untuk motor 2 tak, karena satu siklus sama dengan satu putaran poros engkol ( 3600 ) maka selisih derajat engkol antara satu silinder dengan silinder berikutnya yaitu sabesar 3600 dibagi jumlah silinder. Sebagai contoh motor 2 tak 3 silinder maka selisih pembakaran satu silinder dengan silinder berikutnya yaitu 3600 dibagi 3 sama dengan 1200 . untuk motor 2 tak 6 silinder selisih pembakaran antara satu silinder dengan silinder berikutnya yaitu 3600 dibagi 6 sama dengan 600 sudut engkol.
Pemahaman firing order dan susunan engkol suatu motor sangat membantu dalam hal :
1.      Penyetelan penyemprotan bahan bakar.
2.      Penyetelan katup.
3.      Penyetelan sistem start dengan udara tekan.
4.      Sistem penyetelan pengapian pada motor bensin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar